“ORI Difteri Sebagai Pemutus Transmisi Penularan Penyakit”

Home, Kesehatan2671 Dilihat
Ilustrasi waspada penyakit difteri

Kota Bekasi,JN – ORI Difteri merupakan upaya memutuskan transmisi penularan penyakit difteri pada anak usia 1 tahun hingga 19 tahun yang tinggal di daerah kejadian luar biasa (KLB) tanpa mempertimbangkan status imunisasi sebelumnya. Demikian yang disampaikan Kepala Bidang Pencengahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), drg. Dezi Syukurawati MARS.
Oleh karena itu, pemerintah menggelar Outbreak Response Imunization Difteri (ORI Difteri), sebagai kegiatan imunisasi massal pemutus transmisi penularan penyakit difteri. Dalam hal ini, melalui DINAS Kesehatan Kota Bekasi mengimbau masyarakat agar segera melakukan penyuntikan Vaksin Difteri sebagai pencegahan.
“Layanan ORI Difteri kembali dilakukan, dan kini secara khusus dilaksanakan dalam lingkungan kantor layanan Dinas Kesehatan Kota Bekasi pada Senin Pagi, 5 Februari 2018,” ujar drg. Dezi.

Kemudian Dezi Mengatakan, rencananya layanan ORI Difteri akan dilaksanakan untuk tahap selanjutnya pada Juni 2018, karena untuk tahap pertama sudah digelar pada 11 Desember 2017 oleh Dinas Kesehatan Kota Bekasi.

“Tidak hanya itu, kegiatan ORI Difteri juga secara terprogram telah dilaksanakan pada tiap-tiap Puskesmas (seluruh Kota Bekasi), RSUD dan beberapa RS Swasta,” ungkapnya.

Dalam hal ini, Drg. Dezi menjelaskan maksud dari pelaksanaan layanan ORI Difteri yakni berkaitan dengan penetapan Kementrian Kesehatan, diantaranya Kota Bekasi merupakan daerah atau wilayah yang mengalami kejadian luar biasa (KLB) akibat wabah Difteri, di Jawa Barat.

“Karena Kota Bekasi masuk dalam KLB, sehingga kita harus kita lakukan kegiatan itu. Awalnya kegiatan tersebut dilakukan oleh 5 (Lima) Kabupaten/Kota, diantaranya Kota Bekasi. Tapi sekarang menjadi 12 (Dua belas) daerah di Jawa Barat,” ucapnya.

Seluruh logistik dikirim oleh Pemerintah Pusat kata dia, yakni Kementrian Kesehatan. “Kita adalah User atau pemakai, semua logistik dari Kementrian. Kita hanya diminta perkiraan data kebutuhan,” imbuhnya.

Namun demikian menurut Dezi, bahwa masih kurangnya kesadaran Masyarakat untuk memenuhi kebutuhan imuniasi bagi keluarganya. Mengakibatkan yang bersangkutan tidak memiliki kekebalan yang dibutuhkan oleh tubuh.

“Nah, orang yang tidak memiliki kekebalan akhirnya terkena penyakit, lalu menularkan. Sehingga pemerintah harus melakukan gerakan massal,” pungkas dia.

Jadi, bagi Masyarakat yang keluarganya belum melakukan penyuntikan Vaksin Difteri, dihimbau agar bisa melakukan di Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat, sebagai bentuk pencegahan penyakit tersebut. (Mand/ADV)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *