PWI Tidak Mendominasi penyelenggara HPN 2019

Home, Nasional1678 Dilihat

Jakarta,JN – Penyelenggara Hari Pers Nasional (HPN) 2019 tidak didominasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) saja, hajat HPN juga melibatkan sejumlah organisasi lainnya. Sehingga hajat pers tidak didominasi oleh PWI, karena HPN adalah hajat pers nasional.

Setidaknya, Selain Dewan Pers, HPN melibatkan Serikat Perusahaan Pers (SPS), Serikat Grafika Pers (SGP), Persatuan Peruahaan Periklanan Indonesia (P3I), Asosiasi Televisi Swasta Indonesi (ATVSI), Asosiasi Televisi Lokal Indonesia (ATVLI), Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia ( PRSSNI), dan Serikat Media Siber Indonesia (SMSI). “Bahwa dari tahun ke tahun peringatan HPN, PWI menjadi motor penggerak, itu memang sudah banyak diketahui orang dan para pihak,”tutur Yusuf Susilo Hartono Selaku Direktur Komunikasi PWI Pusat dan juga Humas HPN 2019, Minggu (3/2/2019).

Komponen pers ini, kemudian bekerjasama dengan pemerintah provinsi secara bergiliran, kali ini dengan Pemprov Jawa Timur, yang kemudian menjadi tuan rumah HPN 2019. Adapun tempatnya di kota Surabaya, kota metropolitan ke-dua setelah Jakarta, namun kegiatannya meluber sampai Bangkalan, Jombang, hingg Jember.

Dengan mengangkat tema berganti-ganti sesuai kepentingan daerah masing-masing dan tantangan pers sewaktu. Kali ini, seiring dengan menguatnya era digital, temanya fokus pada digitalisasi. Bunyi tema itu secara lengkap. “Pers, Menguatkan Ekonomi Kerakyatan, berbasis digital”.

Tidak hanya berhenti dengan Pemprov Jatim, komponen pers juga menggandeng berbagai kementerian, perusahaan swasta, media massa, serta para tokoh dari kalangan media massa, media sosial, perguruan tinggi, kalangan milenial, dll. Hal itu karena disadari pers juga milik masyarakat.

Ketua Dewan Pers Yosep Adi Prasetyo saat diskusi di Jakarta beberapa waktu lalu melontarkan pertanyaan menarik. Apa yang bisa dilakukan oleh pers Indonesia saat menyongsong Hari Pers Nasional 2019 ini? Kemudian ia jawab sendiri , bahwa pers Indonesia apapun jenis dan platformnya harusnya adalah bagian dari idealisme wartawan Indonesia yang lahir sebagai bagian dari perjuangan membentuk dan menjaga nation-state Indonesia.
“Platform media mungkin akan mengalami perubahan, tapi jurnalisme akan terus abadi. Tugas para wartawan dan media yang ada saat ini adalah merawat kebangsaan kita, termasuk dengan menyampaikan kritik dan pandangan-pandangan pers yang independen,” tandasnya.(***/IN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *