Lampung,JN– “Saya diprotes oleh Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Lampung, bahwa sesuai arahan Menteri Pariwisata, Bandarlampung harus jadi tuan rumah rakor Pengembangan Destinasi Wisata Regional di wilayah Sumatera, selain Kota Medan,” ujar Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata, Kemenpar RI, Dadang Rizki Ratman, di Bandarlampung, Jumat.
Ia menyebutkan, sebelumnya rakor ini akan diadakan di Kota Medan, Sumatera Utara. Namun, atas usulan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Lampung Budiharto, bahwa Lampung tepatnya kota Bandarlampung juga tepat menjadi tempat penyelenggaraan rakor.
Sehingga, lanjutnya, diputuskan rakor dibagi dua. Lima provinsi di kota Medan dan lima provinsi di Bandalampung.
Dadang mengapresiasi Gubernur Lampung karena dinilai penuh keseriusan terhadap kemajuan sektor pariwisata.
Selain itu, lanjutnya, upaya pemulihan objek pariwisata yang terkena bencana tsunami pun cepat.
“Gubernur Lampung terhadap pengembangan sektor pariwisatanya sangat luar biasa sekali,” ujarnya.
Dadang mengatakan tujuan dari rakor tersebut yakni bagaimana mengembangkan destinasi yang dikerjakan secara bersinergitas.
“Saya ingin juga sampaikan kepada lima provinsi bagaimana mengembangkan destinasi dengan melihat destinasi dari 3A yakni Atraksi, Aksesibilitas dan Amenitas,” katanya.
Terhadap bencana yang menerjang sejumlah wilayah di beberapa provinsi di Indonesia, Dadang menekankan terhadap provinsi lainnya untuk bersama-sama mendatangi daerah yang terkena musibah untuk diberikan dorongan serta motivasi khususnya di kawasan destinasi.
“Kita niatkan jika ada salah satu provinsi dimana destinasinya terkena musibah bencana alam mari kita datangi daerah tersebut untuk menunjukkan rasa empati terutama setelah pemulihan. Kita harus paham bahwa ada fase-fase tertentu yang kita lalu, yaitu tanggap darurat, pemulihan dan normalisasi,” ujarnya.
Dadang mengajak semua pihak untuk datang ke lokasi saat pemulihan. Hal tersebut diyakini Dadang, akan mampu mendongkrak kembali destinasi di wilayah yang terkena musibah.
“Pemerintah sendiri harus memberikan contoh kepada non pemerintah untuk bagaimana strategi pemulihan karena secara tidak langsung kita datang ke wilayah tersebut lalu menginap disana dan lainnya, maka ekonominya akan jalan kembali,” ujarnya.
Ia menyebutkan sinergitas antara pemangku kepentingan seperti pemerintah, pelaku bisnis, media, akademisi dan juga komunitas sangat penting dalam mengembangkan destinasi.
“Pariwisata sangat sensitif terhadap keamanan, kebersihan, dan ketertiban, jadi tunjukan masing-masing mulai sekarang niatkan daerahnya aman bersih dan tertib. Yang sudah ada ditata kembali untuk dipromosikan dan yang belum ada, kepada daerah yang mempunyai rencana pengembangan destinasi di wilayah masing-masing, semua dimulai dari perencanaan, rencanakan dengan baik,” katanya.(***JN/ant)