Indramayu,JN – Ikatan sarjana nahdlatul ulama gegesik (ISNU) 2020 gelar acara diskusi “ngopi bareng” di pondok pesantren Al-muhajirin gegesik bersama tokoh masyarakat dan beberapa ormas NU sebagai narasumber dan audiens. Beberapa seperti praktisi pendidikan, psikologi, g.p anshor, banser dan beberapa tokoh masyarakat yang berpengaruh dan sukses ikut menghadiri acara, Sabtu, (29/02/20)
Mengusung tema “pemuda menggugat, benarkah sukses hanya milik sarjana?” oleh narasumber dari berbagai institusi. Seperti kepala sekolah, kyai, pemuda entertain, dan tokoh masyarakat. Dengan di ikuti banyak peserta dari sarjana, mahasiswa sampai siswa SMA/SMK sederajat wilayah gegesik.
Ketua ISNU gegesik, Charis, S.kom mengatakan. PAC ISNU ini memiliki program, salah satunya di departemen teknologi dan informasi lalu kemudian mengadakan diskusi ngopi bareng ini. Yang tujuanya menjalin silaturahmi, berbagi ilmu dan bahklan berbagi info pekerjaan.
“ini yang pertama, dan kami berencana untuk membuat acara rutin setiap 1 atu 2 bulan sekali untuk kedepanya. Dengan tema yang berbeda dan dengan narasumber yang kompeten dan berbeda pula” harapnya.
Selama diskusi para audiens mendapatkan ilmu dan penjelasan dari berbagai bidang dan pandangan lain dari tema yang di angkat. Seperti dari psikologi mengatakan, sukses itu sederhana dan tergantung bagaimana kita menanggapinya. Bahkan dari kecil ketika kita baru bisa berjalan, itu juga sebenarnya sudah dapat di katakan sukses.
Dan dalam pandangan pendidikan, kita mungkin ada yang kurang. Maka dari itu kita butuh inovasi-inovasi di dalamnya, seperti misalnya membuat taman siswa yang di gagas oleh ki hajar dewantoro. Dengan latar belakang sejarahnya beliau menggagas taman siswa ini menggunakan metode “ngarti, ngrasa, nglakoni”
Kemudian dari pandangan agama. Sukses itu adalah orang yang selalu ingat mati, dia adalah orang yang sangat cerdas karena sudah mempersiapkan bekal untuk di akhirat kelak.
Di sisi lain, ada beberapa kisah-kisah dari tokoh masyarakat juga yang dapat mengispirasi selama jalanya diskusi. Seperti pak junedi yang berprofesi sebagai tukang pangkas rambut, tapi dia sudah sukses sampai bisa naik haji. Dengan memiliki 6 pegawai yang sudah membuka cabang dan mendapat 3000 pelanggan dalam satu hari. Pak junedi ini membagikan tipsnya ternyata dengan cara niat, ibadah dan doa. Selain itu jugfa beliau berbesan jangan lupa untuk memuliakan orang tua.
Sukses itu subjektif karena dapat di pandang dari segi manapun dan pandangan apapun, jadi sukses itu bukan objektif. Jika sukses itu ingin secara intelektual, ya harus sarjana. Kalau tidak baru dapat di tempuh dengan tidak harus sarjana dahulu. Imbuh narasumber.
Semetara itu, wakil ketua ISNU Saiful Aziz, M,Pd.I (kepala SMK plus Fatahilah) menambahkan, “untuk ini kita mempunyai mimpi, sarjana NU ini akan hadir dalam persoalan-persoalan sosial. Sarjana NU akan menjembatani dan melakukan pendampingan untuk masyarakat yang terjerat persoalan-persoalan sosial” ujarnya di akhir acara.(agung/sol)