TAMBELANG,JN – Masyarakat diharapkan untuk tidak merokok disekitaran anak balita, terutama disekitar bayi. Mengingat gejala Stanting ( gagal tumbuh ) pada bayi . Diperediksi dari asap rokok yang terhirup saat bayi bernapas. Kata Narasumber Pusat
Safrina Salim, SKM, M.Kes.
Direktur Bina Kesehatan Reproduksi BKKBN RI . Pada kegiatan kampanye penurunan angka Stunting di Desa Sukawijaya. Kecamatan Tambelang Kabupaten Bekasi. Hari ini Kamis (17/11/22).
Dalam kegiatan yang diselenggarakan tersebut dihadiri drg Putih Sari dari komisi IX DPR – RI,Kepala Perwakilan ( Kaper) BKKBN Jawa Barat ( Jabar ) Dr. Drs Wahidin. M.kes,Drs . Jainih.MM. sekdin PPKB Pemkab Bekasi. Serta masyarakat desa setempat.
Safitra Salim dalam pemaparan lebih jelas mengatakan,
Akibat terpapar asap rokok selama masa kehamilan, ibu menjadi perokok pasif yang berpotensi melahirkan bayi dalam kondisi prematur, keguguran, dan kematian.
“Biasanya orang tua perokok, menyebabkan secondhand smoke yang memberi efek langsung pada tumbuh kembang anak,” ungkapnya.
Sementara itu, Anggota Komisi IX DPR RI drg Putih Sari mengatakan, diadakannya kegiatan sosialisasi tersebut guna memberi edukasi dan informasi bagi masyarakat mengenai stunting.
“Dengan adanya kegiatan ini mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua baik dari edukasi, maupun informasi mengenai stunting bagi bagi ibu hamil dan balita” kata Putih.
Bahkan dirinya mengatakan,Komisi IX DPR RI Tetap berkomitmen akan terus mengkampanyekan Penurunan Stunting di wilayah Kabupaten Bekasi. Bahkan Ia juga selalu menguatkan kepada masyarakat. Betapa pentingnya Alat Kontrasepsi ( Alkon ) bagi pasangan suami isteri yang tergolong Pasangan Usia Subur ( PUS ).
Hal sama pun dijelaskan Kaper BKKBN Jabar. DR Drs Wahidin. M.kes. kasus stunting di Jabar sudah siqnifikan penurunan nya. Sehingga tidak lagi menjadi momok warga Jabar. Oleh karena nya BKKBN tetap berkolaborasi dengan semua pihak. Terutama dengan Komisi IX DPR – RI. Yang konsisten melakukan kampanye penurunan angka stunting di Jawa barat . Khusus nya di wilayah Kabupaten Bekasi.
” Walau angka stunting di Jabar sudah menurun. Tetap saya ingatkan kepada masyarakat. Jangan menyepelekan kunsumsi bagi bayi. Sehingga gizinya terpenuhi” jelas Kaper Wahidin
Sementara itu Sekdin PPKB Pemkab Bekasi. Drs .H. Jainih MM . Mengatakan. Dia yakin bahwa warga Kabupaten Bekasi selalu mencintai Program Keluarga Berencana ( KB ).
Dirinya mengingatkan warga agar menunda perkawinan di usia dini. Dicontohkan perkawinan yang baik adalah wanita di usia 20 tahun untuk Pria di usia 25 tahun.
Sehingga kelak sang isteri hamil dan melahirkan . Secara fisik dan mental sudah mapan. Sehingga dipastikan sang Bayi akan lahir sehat (Tidak terdampak kasus Stanting) atau gagal tumbuh.
Dalam kesempatan bincang dengan Drg Putih Sari ” Intinya komisi IX DPR- RI . Konsekwen peduli pada kasus stunting. Sehingga kami selalu mengkampanyekan percepatan penurunan stunting di Kabupaten Bekasi” jelas drg Putih Sari. Kepada Jakpos News dilokasi Kampanye penurunan Stunting.(fariel)